Pecut Kuda adalah salah satu tanaman liar yang hidup di Indonesia.[1] Nama pecut kuda adalah nama lokal tanaman ini di Indonesia, sedangkan nama ilmiah dari tanaman ini adalah Stachytarpheta jamaicensis.[2] Masyarakat Filipina menyebut tanaman pecut kuda dengan sebutan Kandikandilaan dan di Cina disebut dengan istilah Yulongbian.[1] Tanaman ini berasal dari daerah selata Florida.[3] Tanaman pecut kuda juga dikenal sebagai gulma di beberapa negara, keberadaan tanaman pecut kuda dapat mengganggu pertumbuhan tanaman lain yang dibudidayakan.[3] Tanaman ini, biasanya menjadi gulma pada area perkebunan.[3] Nama pecut kuda diambil dari bentuk tangkai bunga dan bunga yang membentuk seperti pecut pada kereta kuda.[4] Pecut kuda adalah bahasa jawa dari cemeti atau cambuk yang sering digunakan oleh kusir kereta kuda untuk memberikan perintah kuda supaya berjalan, berlari atau berhenti.[4]
Tanaman pecut kuda memiliki tinggi antara 1 meter hingga 3 meter.[3] Tanaman ini memiliki daun berwana hijau sepanjang tahun di semua musim.[3] Daun pecut kuda tersusun secara berlawanan pada batang utama.[3] Bentuk daunnya adalah mulai dari bulat hingga lonjong dengan tepi daun bergerigi kecil dan pangkal daunnya tidak berteoreh.[3] Permukaan daun pecut kuda, memiliki tekstur berkerut seperti kulit jeruk tetapi kerutannya lebih tajam.[3] Ukuran daun tidak terlalu besar, yaitu lebarnya antara 1 sampai 4,5 inchi dan panjang daun antara 3/4 sampai 2,5 inchi.[3] Daun pecut kuda yang terpapar sinar matahari seharian penuh akan berwarna hijau gelap atau hijau tua.[3]
Tanaman pecut kuda adalah tanaman yang berbunga sepanjang tahun, tetapi tanaman ini bunganya lebih sedikit saat bulan Desember hingga Februari.[3] Bunga pecut kuda berwarna ungu dan ada pula yang ungu kebiruan.[3] Kelopak bunga terletak pada sebuah tangkai berwarna hijau dan seperti bersisik.[3] Setiap satu tangkai panjang terdiri dari beberapa bunga yang mengumpul sepanjang tangkai.[3] Lebar bunga kurang lebih 03 inchi.[3] Mahkota bunga rata-rata terdiri dari kelopak bunga yang berjumlah lima atau ganjil.[3] Keunikan bungan pecut kuda adalah bunga awalnya berupa kuncup di sepanjang tangkai bersisik kemudian mulai dari bawah kuncup akan mekar beurutan terus sampai ke ujung tangkai.[3] Bunga yang sudah mekar hanya tahan dalam waktu sehari semudian digantikan oleh kuncup diatasnya yang mekar.[3]
Batang tumbuhan pecut kuda termauk ke dalam batang berkayu, meskipun kecil.[5] Seluruh permukaan batang berwarna hijau tua sama dengan warna daunnya.[5] Batang tanaman juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif buatan, sedangkan secara generatif tumbuhan ini berkembangbiak dengan menggunakna bijinya.[5] Akar pecut kuda termasuk jenis akar tunggang.[5]
Tanaman pecut kuda dapat ditemukan di pinggir jalan dan kebun-kebun yang tidak terawat.[3] Pecut kuda biasa hidup di padang rumput dan area terbuka yang mendapatkan sinar matahari.[3] Tanaman tersebut juga biasanya ditemukan pada ketinggian Hingga 700 meter di atas permukaan laut.[3] Pecut kuda lebih tumbuh subur pada tanah berpasir.[3]
Pecut kuda memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia yaitu untuk obat.[6] Tumbuhan pecut kuda memiliki kanduangan kimia seperti alkaloid fan glikosa.[6] Alkaloid dan glikosa dapat menangani penyakit amandel, radang tenggorokan, batuk dan hepatitis A.[6] Bagian tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan adalah bunga, akar dan daunnya.[6] Tanaman pecut kuda juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi kencing batu, rematik, haid tidak teratur dan keputihan.[4] Bunga dan tangkai pecut kuda dapat mengobati radang hati atau hepatitis A.[7] Keputihan yang sering dialami oleh wanita juga dapat diatasi menggunakan air rebusan akar pecut kuda.[4] Selain untuk obat, pecut kuda juga bisa digunakan untuk tanaman hias, kerena bunganya berbunga sepanjang tahun sehingga dapat lebih lama menghiasi rumah.[3]
Tanaman pecut kuda terdistribusi ke beberapa negara di dunia.[5] Beberapa negara tersebut adalah Asia tenggara, Australia, Hawaii, Mikronesia, Kepulauan Cook dan Kepulauan Samudera Pasifik lainnya.[5] Pecut kuda juga tumbuh di Afrika Timur, tetapi tidak dalam keadaan dibudidayakan melainkan tumbuh liar.[5]