Ambassidae atau ikan kaca asia adalah famili ikan air tawar dan laut yang tergolong ke dalam ordo Perciformes. Spesies di dalam famili ini berasal dari Asia, Oseania, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik barat. Di dalam famili ini terdapat delapan genera dan sekitar 49 spesies.
Famili ini juga disebut Chandidae dan beberapa sumber masih menggunakan nama tersebut. Ambassidae digunakan terlebih dahulu dalam sejarah pada tahun 1870, sehingga nama ini memiliki prioritas dibandingkan dengan Chandidae yang baru dipakai pada tahun 1905.[2]
Spesies terbesar dalam famili ini dapat mencapai ukuran 26 cm (10 in). Banyak spesies yang dikenal karena memiliki tubuh yang transparan atau semi-transparan (sehingga dijuluki "ikan kaca").
Sejumlah spesies dalam famili ini dijadikan ikan peliharaan. Ikan-kaca india (Parambassis ranga) merupakan ikan yang berwarna, tetapi spesimen yang telah disuntikkan dengan pewarna buatan mulai dijual sebagai hewan peliharaan pada tahun 1990an. Semenjak itu, "ikan yang diwarnai" tidak lagi populer dan pemelihara ikan mencari spesimen yang memiliki pigmen alami.[3]
Ambassidae atau ikan kaca asia adalah famili ikan air tawar dan laut yang tergolong ke dalam ordo Perciformes. Spesies di dalam famili ini berasal dari Asia, Oseania, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik barat. Di dalam famili ini terdapat delapan genera dan sekitar 49 spesies.
Famili ini juga disebut Chandidae dan beberapa sumber masih menggunakan nama tersebut. Ambassidae digunakan terlebih dahulu dalam sejarah pada tahun 1870, sehingga nama ini memiliki prioritas dibandingkan dengan Chandidae yang baru dipakai pada tahun 1905.
Spesies terbesar dalam famili ini dapat mencapai ukuran 26 cm (10 in). Banyak spesies yang dikenal karena memiliki tubuh yang transparan atau semi-transparan (sehingga dijuluki "ikan kaca").
Sejumlah spesies dalam famili ini dijadikan ikan peliharaan. Ikan-kaca india (Parambassis ranga) merupakan ikan yang berwarna, tetapi spesimen yang telah disuntikkan dengan pewarna buatan mulai dijual sebagai hewan peliharaan pada tahun 1990an. Semenjak itu, "ikan yang diwarnai" tidak lagi populer dan pemelihara ikan mencari spesimen yang memiliki pigmen alami.