Séngon (Albizia chinensis) ya iku sawijining jiniis wit anggota suku Fabaceae. wit kang bisa kanggo iyup-iyupan lan ngasilaké kayu iki kasebar alami ing India, Asia Tenggara, Cina kidul, lan Indonesia.[3]
ing pirang-pirang laladan liya sengon dikenal kanthi jeneng séngon, singon, sengon jåwå (Jw.); jeungjing, jeungjing sunda (Sd.); séngghung (Md.; marĕwita, keura Sumba[4], lan liya-liyané. sajeroning basa Inggris dikenal kanthi jeneng silk tree, Chinese albizia; saliyané iku, wit iki uga dijenengi: kōōl (Kamboja), kha:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thai), cham (Vietnam), lan liya-liyané[3].
bentuk lan kayu Paraserianthes falcataria persis wujud karo wit sengon iki, saéngga jenenge asring dipadhaake. déning wong Jawa, P. falcataria —kang asalé saka Maluku — karan kanthi jeneng sengon laut, sengon sabrang, utawa sengon landi.
Séngon (Albizia chinensis) ya iku sawijining jiniis wit anggota suku Fabaceae. wit kang bisa kanggo iyup-iyupan lan ngasilaké kayu iki kasebar alami ing India, Asia Tenggara, Cina kidul, lan Indonesia.
ing pirang-pirang laladan liya sengon dikenal kanthi jeneng séngon, singon, sengon jåwå (Jw.); jeungjing, jeungjing sunda (Sd.); séngghung (Md.; marĕwita, keura Sumba, lan liya-liyané. sajeroning basa Inggris dikenal kanthi jeneng silk tree, Chinese albizia; saliyané iku, wit iki uga dijenengi: kōōl (Kamboja), kha:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thai), cham (Vietnam), lan liya-liyané.
ಕಲ್ಬಾಗಿ ಕಾಲಕಾಲಕ್ಕೆ ಉದುರಿ ಹೋಗುವ ಎಲೆಗಳನ್ನು ಪಡೆದ ಅಗಲವಾಗಿ ಹರಡುವ ತುದಿಯುಳ್ಳ ದೊಡ್ಡ ಮರ.
ಲೆಗ್ಯುಮಿನೋಸೀ ಕುಟುಂಬದ ಮಿಮೋಸೀ ಉಪಕುಟುಂಬಕ್ಕೆ ಸೇರಿದ ಆಲ್ಬಿಜಿûಯ ಚೈನೆನ್ಸಿಸ್ ಎಂಬ ಹೆಸರಿದೆ.ಹೊಟ್ಟೆ ಬಾಗೆ ಪರ್ಯಾಯನಾಮ.
ಸಾಧಾರಣವಾಗಿ ೩೦" ಎತ್ತರ ಹಾಗೂ ೮" ವ್ಯಾಸವುಳ್ಳ ಸ್ತಂಭಾಕಾರದ ಕಾಂಡವಿದೆ. ಈ ಮರ ಹಿಮಾಲಯದ ತಪ್ಪಲಿನ ಪ್ರದೇಶಗಳಲ್ಲಿ ೪,೦೦೦" ಎತ್ತರದವರೆಗೂ ಕಂಡುಬರುತ್ತದೆ. ಹಾಗೆಯೇ ಬಂಗಾಳ,ಅಸ್ಸಾಂ, ದಕ್ಷಿಣ ಭಾರತದ, ಅಂಡಮಾನ್, ನಿಕೋಬಾರ್ ದ್ವೀಪಗಳು, ಮಯನ್ಮಾರ್, ಶ್ರೀಲಂಕಗಳಲ್ಲೂ ಸಾಮಾನ್ಯವಾಗಿದೆ.
ಕಾಫಿ ಮತ್ತು ಟೀ ತೋಟಗಳಲ್ಲಿ ಇದನ್ನು ಒಂದು ಅತ್ಯುತ್ತಮ ನೆರಳಿನ ಮರವಾಗಿ ಬೆಳೆಸುತ್ತಾರೆ. ಬಹುಶಃ ಇದರ ಒಣ ಎಲೆಗಳು ಟೀ ಗಿಡಗಳಿಗೆ ಬಹಳ ಉತ್ತಮ ಗೊಬ್ಬರವೂ ಹೌದು. ಇದರ ಚೌಬೀನೆ ಇತರ ಆಲ್ಬಿಜಿûಯಗಳಂತೆಯೆ ಇದ್ದರೂ ಬಣ್ಣದಲ್ಲಿ ಹೆಚ್ಚು ಗಾಢವಾದುದೂ ಒಳ್ಳೆಯ ಹೊಳಪಿನಿಂದ ಕೂಡಿದುದೂ ಮೃದುವಾದುದೂ ಆಗಿದೆ. ಇದರ ಒಣಭಾರ ಘನ ಅಡಿಗೆ ಸು. ೨೨-೪೬ ಪೌಂ. ಆದರೆ ಇದು ಬೇಗನೆ ಕೀಟಗಳ ಆಕ್ರಮಣಕ್ಕೆ ಗುರಿಯಾಗುತ್ತದೆ. ಆದರೂ ಪೆಟ್ಟಿಗೆ, ಹಲಗೆ, ತೋಡು ದೋಣಿ, ಬಾವಿಯ ಚೌಕಟ್ಟುಗಳು, ಪೀಠೋಪಕರಣಗಳು, ಗಾಡಿಚಕ್ರ, ಮರದ ಗಂಟೆಗಳ ತಯಾರಿಕೆಯಲ್ಲಿ ಉಪಯೋಗವಾಗುತ್ತದೆ. ಬಂಗಾಳದಲ್ಲಿ ಚಹಪೆಟ್ಟೆಗೆಗಳನ್ನು ಮಾಡುವುದಕ್ಕೂ ಇದ್ದಲಿನ ತಯಾರಿಕೆಯಲ್ಲೂ ಬಳಸುತ್ತಾರೆ. ಕೆಲವೆಡೆ ಸೌದೆಯಾಗಿಯೂ ಉಪಯೋಗದಲ್ಲಿದೆ. ಕಲ್ಬಾಗಿಯ ಕಾಂಡದಿಂದ ಪಡೆಯಲಾಗುವ ಒಂದು ತರದ ಅಂಟನ್ನು ನೇಪಾಳಿಗಳು ಡ್ಯಾಘ್ನೆ ಎಂಬ ಕಾಗದಕ್ಕೆ ಹೊಳಪು ಕೊಡಲು ಉಪಯೋಗಿಸುತ್ತಾರೆ. ಇದರ ತರಗೆಲೆಗಳು, ರೆಂಬೆಗಳು ದನಕರುಗಳಿಗೆ ಆಹಾರ. ತೊಗಟೆಯ ಕಷಾಯ ಕಜ್ಜಿ ಮೊದಲಾದ ಚರ್ಮರೋಗಗಳಿಗೆ ಔಷಧಿ
ಕಲ್ಬಾಗಿ ಕಾಲಕಾಲಕ್ಕೆ ಉದುರಿ ಹೋಗುವ ಎಲೆಗಳನ್ನು ಪಡೆದ ಅಗಲವಾಗಿ ಹರಡುವ ತುದಿಯುಳ್ಳ ದೊಡ್ಡ ಮರ.
Albizia chinensis is a species of legume in the genus Albizia, native to south and Southeast asia, from India to China and Indonesia.[1]
The genus is named after the Italian nobleman Filippo degli Albizzi, belonging to the famous Florentine family Albizzi, who introduced it to Europe in the mid-18th century, and it is sometimes incorrectly spelled Albizzia.
Albizia chinensis is a deciduous or evergreen tree that reaches a height of up to 30–43 m. Its trunk has a diameter up to 1–2 m. Its flowers are stalked heads that aggregate into a yellow panicle. The fruits are indehiscent pods.[2]
Albizia chinensis is a browse tree, its leaves being readily eaten by goats. It is also a shade tree in plantations. It can be planted as an ornamental tree.[2]
{{cite web}}: CS1 maint: archived copy as title (link) Albizia chinensis is a species of legume in the genus Albizia, native to south and Southeast asia, from India to China and Indonesia.
The genus is named after the Italian nobleman Filippo degli Albizzi, belonging to the famous Florentine family Albizzi, who introduced it to Europe in the mid-18th century, and it is sometimes incorrectly spelled Albizzia.
Seed of Albizia chinensis 
Albizia chinensis leaves
Sengon (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon peneduh dan penghasil kayu ini tersebar secara alami di India, Asia Tenggara, Cina selatan, dan Indonesia.[3]
Di beberapa daerah, pohon ini dikenal sebagai séngon, singon, sengon jåwå (Jw.); jeungjing, jeungjing sunda (Sd.); séngghung (Md.; marĕwita, keura Sumba[4], dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai silk tree, Chinese albizia; di samping itu, pohon ini juga dinamai: kōōl (Kamboja), kha:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thai), cham (Vietnam), dan lain-lain[3].
Pohon yang menggugurkan daun; berukuran sedang hingga tinggi, 30–45 m, dan gemang batangnya 70(–140) cm. Pepagan agak halus, di luarnya abu-abu gelap, dengan gigir-gigir melintang, berlentisel, tipis; pepagan bagian dalam setebal 5 mm, merah jambon. Ranting-ranting muda bersegi dan berambut.[3]
Daun-daun majemuk menyirip berganda, dengan 4–14 pasang sirip; tulang daun utama 10–25 cm, berambut, dengan kelenjar dekat pangkal tangkai daun dan pada pertemuan tulang sirip[3]. Daun penumpu besar, bundar telur miring dengan pangkal yang setengah berbentuk jantung, seperti membran, dengan ekor di ujungnya; lekas rontok [5][6] . Sirip-sirip 4–14 cm panjangnya, dengan 10–45 anak daun per sirip, duduk, berhadapan[3]. Anak daun memanjang sampai bentuk garis, dengan ujung runcing, miring, sisi bawah hijau biru, 6–13 × 1,5–4 mm, tulang daun tengah sangat dekat dengan tepi atas[6].
Bunga majemuk berbentuk bongkol yang bertangkai, yang terkumpul lagi menjadi malai yang panjangnya 15–30 cm[6]. Bongkol berisi 10–20 kuntum bunga[5]. Bunga berbilangan-5; dengan kelopak bergigi, tinggi lk 4 mm, berambut; tabung mahkota bentuk corong, kuning hijau, tinggi lk 7 mm, berambut[6]. Benang sari 10 atau lebih, panjang lk 3 cm, putih, di atas hijau, pangkalnya menyatu membentuk tabung, yang kurang lebih setinggi mahkota[6]. Buah polong panjang 10–18 cm × 2–3,5 cm, tidak membuka, patah-patah tidak teratur[6]. Biji pipih, jorong, 7 × 4–5 mm[5][6].
Sengon dijumpai secara alami di hutan luruh daun campuran di wilayah lembab dan ugahari, dengan curah hujan antara 1.000–5.000 mm pertahun. Pohon ini didapati pula di hutan-hutan sekunder, di sepanjang tepian sungai, dan di sabana, hingga ketinggian 1.800 m dpl. Sengon beradaptasi dengan baik pada tanah-tanah miskin, ber-pH tinggi, atau yang mengandung garam; juga tumbuh baik di tanah aluvial lateritik dan tanah berpasir bekas tambang.[7]
Sebaran alami sengon meliputi India, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Cina, Vietnam, dan Indonesia; diintroduksi ke Australia. Di Indonesia, sengon menyebar di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara; dibawa masuk dan dibudidayakan di Sumatra dan Kalimantan.[7]
Sengon menghasilkan kayu yang ringan sampai agak ringan, dengan densitas 320–640 kg/m³ pada kadar air 15%[8]. Agak padat, berserat lurus dan agak kasar, namun mudah dikerjakan. Kayu terasnya kuning mengkilap sampai cokelat-merah-gading; kekuatan dan keawetannya digolongkan ke dalam kelas kuat III–IV dan kelas awet III–IV.[4] Kayu ini tidak diserang rayap tanah, karena adanya kandungan zat ekstraktif di dalam kayunya[3]. Akan tetapi percobaan kuburan di Filipina mendapatkan bahwa kayu sengon A. chinensis hanya bertahan 16 bulan, sementara kayu langir A. saponaria tahan hingga 3 tahun dan kayu weru A. procera bahkan mencapai 10 tahun[8].
Kayu sengon biasa dimanfaatkan untuk membuat peti, perahu, ramuan rumah dan jembatan[4]. Di Sabah, kayu A. chinensis diperdagangkan sebagai kayu ‘batai’, dalam campuran bersama kayu-kayu A. pedicellata dan Paraserianthes falcataria[8].
Di perkebunan-perkebunan kopi dan teh, A. chinensis kerap ditanam sebagai naungan; khususnya dalam campuran bersama jeunjing (P. falcataria) dan dadap (Erythrina spp.). Sengon disukai sebagai tanaman hias dan peneduh taman, kebun, dan tepi jalan. Pohon ini juga ditanam untuk melindungi lahan berlereng serta untuk memperbaiki tanah.[3] Perakaran sengon bersifat mengikat nitrogen[7].
Sebagaimana kulit kayu ki hiang, pepagan sengon mengandung bahan yang dapat digunakan untuk membius ikan di sungai. Pepagan ini pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan sabun.[4]
Meskipun daun-daunnya dimakan kambing, akan tetapi kulit ranting-rantingnya beracun karena mengandung saponin.[3]
Perawakan dan kayu Paraserianthes falcataria sedikit banyak serupa dengan pohon dan kayu sengon, sehingga nama-namanya acap dipertukarkan. Oleh orang Jawa, P. falcataria —yang asalnya dari Maluku — disebut dengan nama sengon laut, sengon sabrang, atau sengon landi.
Sengon (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon peneduh dan penghasil kayu ini tersebar secara alami di India, Asia Tenggara, Cina selatan, dan Indonesia.
Di beberapa daerah, pohon ini dikenal sebagai séngon, singon, sengon jåwå (Jw.); jeungjing, jeungjing sunda (Sd.); séngghung (Md.; marĕwita, keura Sumba, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai silk tree, Chinese albizia; di samping itu, pohon ini juga dinamai: kōōl (Kamboja), kha:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thai), cham (Vietnam), dan lain-lain.
Acacia stipulata é uma espécie de leguminosa do gênero Acacia, pertencente à família Fabaceae.[1]
Acacia stipulata é uma espécie de leguminosa do gênero Acacia, pertencente à família Fabaceae.
Albizia chinensis là một loài thực vật có hoa trong họ Đậu. Loài này được (Osbeck) Merr. miêu tả khoa học đầu tiên.[1]
Albizia chinensis là một loài thực vật có hoa trong họ Đậu. Loài này được (Osbeck) Merr. miêu tả khoa học đầu tiên.
楹树（学名：Albizia chinensis）为豆科合欢属的植物。分布在南亚、东南亚以及中国大陆的西藏、福建、广东、云南、湖南、广西等地，生长于海拔200米至2,200米的地区，常生于旷野、谷地、林中及河溪边，目前尚未由人工引种栽培。
这是一篇與植物相關的小作品。你可以通过编辑或修订扩充其内容。 
