Gurita penyamar (Thaumoctopus mimicus) merupakan salah satu spesies hewan endemik Indonesia yang pertama kali ditemukan di Sulawesi pada tahun 1998.[1][2][3] Seperti gurita pada umumnya, gurita penyamar mampu berkamuflase dengan mengubah warna tubuhnya agar sama dengan lingkungan sekitar.[1][4] Keunikan gurita penyamar yang membedakannya dari spesies gurita lain terletak pada kemampuannya dalam meniru bentuk dan perilaku dari benda mati, seperti terumbu karang dan batu, serta spesies hewan laut lain.[5][6] Bentuk perilaku hewan dalam meniru perilaku atau rupa hewan lain disebut dengan mimikri dan dari sanalah nama ilmiah gurita penyamar berasal.[2]
Gurita penyamar pertama kali ditemukan di salah satu dasar muara sungai wilayah Sulawesi pada tahun 1998 oleh sekelompok ilmuwan.[1] Selama dua tahun berikutnya dilakukan pengamatan lanjutan dan dalam kurun waktu tersebut para ilmuwan mendapati bahwa gurita penyamar mampu meniru ular laut, ikan lepu, dan ikan sebelah untuk menghindari pemangsanya.[1][4]
Gurita penyamar dapat tumbuh hingga mencapai panjang 60 sentimeter dengan corak tubuh berwarna cokelat bergaris putih atau berbintik putih.[1][2] Hewan yang tergolong kecil ini memiliki delapan lengan dengan panjang masing-masing lengan sekitar 25 sentimeter dan ketebalan setara dengan sebatang pensil.[2] Setiap lengan memiliki 2 baris alat penghisap yang berperan sebagai indra peraba dan indra pengecap.[2] Seperti spesies gurita secara umum, gurita penyamar memiliki selubung tubuh atau mantel yang melindungi tiga buah jantung, tabung siphon, insang, dan organ dalam lainnya.[2] Selain itu juga terdapat kromatofora pada lapisan kulit gurita penyamar, yaitu kantung-kantung berisi zat warna yang akan bekerja saat gurita penyamar melakukan kamuflase.[2] Ketika otot di sekitar kromatofora berkontraksi, zat warna akan mengisi celah-celah tubuh dan menyebabkan warna tubuh gurita penyamar berubah.[4] Warna yang dihasilkan dapat berupa kuning, jingga, merah, biru, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.[4]
Mimikri merupakan strategi pertahanan hidup yang umum dilakukan oleh hewan, tetapi gurita penyamar merupakan hewan pertama yang mampu meniru perilaku dari lebih dari satu spesies hewan.[1] Perilaku yang ditiru bergantung kepada kondisi lingkungan di mana gurita penyamar berada dan tindakan tersebut dilakukan lebih untuk menghindari pemangsa, bukan untuk menakuti mangsanya.[7][8] Beberapa hewan yang pernah ditiru oleh gurita penyamar adalah sebagai berikut:
Selain hewan-hewan di atas, gurita penyamar juga pernah meniru ubur-ubur, kepiting, bintang laut, kerang laut dan udang sentadu.[2][4][5]
Gurita penyamar hidup di perairan yang dangkal, biasanya dengan kedalaman tidak lebih dari 15 meter, seperti muara sungai.[2] Habitat gurita penyamar memiliki dasar yang berpasir atau berlumpur dan dapat dikatakan tidak memiliki populasi biota laut yang beragam di dalamnya.[1][2][8] Oleh karena keadaan perairan yang demikian, gurita penyamar tidak memiliki banyak tempat untuk menghindar dari para pemangsanya pada siang hari dan sangat mengandalkan kemampuannya dalam meniru untuk bertahan hidup.[2]
Gurita penyamar dapat ditemukan di beberapa titik perairan Indonesia, tepatnya di perairan Sulawesi dan Bali.[1]
Makanan dari gurita penyamar adalah kerang-kerangan dan ikan kecil yang banyak ditemukan di habitatnya.[1][7] Gurita penyamar mencari makanannya di liang-liang bawah laut di mana gurita penyamar menggunakan lengannya untuk merasakan keberadaan mangsanya, kemudian menghisapnya menggunakan alat penghisap yang terdapat pada lengan dan memasukkannya ke dalam mulut.[2][4]
|accessdate=
(bantuan) |accessdate=
(bantuan) |accessdate=
(bantuan) |accessdate=
(bantuan) |accessdate=
(bantuan) Gurita penyamar (Thaumoctopus mimicus) merupakan salah satu spesies hewan endemik Indonesia yang pertama kali ditemukan di Sulawesi pada tahun 1998. Seperti gurita pada umumnya, gurita penyamar mampu berkamuflase dengan mengubah warna tubuhnya agar sama dengan lingkungan sekitar. Keunikan gurita penyamar yang membedakannya dari spesies gurita lain terletak pada kemampuannya dalam meniru bentuk dan perilaku dari benda mati, seperti terumbu karang dan batu, serta spesies hewan laut lain. Bentuk perilaku hewan dalam meniru perilaku atau rupa hewan lain disebut dengan mimikri dan dari sanalah nama ilmiah gurita penyamar berasal.